Dari Sampah dan Jelantah Mampu Berikan Beasiswa

sampah

KUDUS-PERPUSTAKAANSAMPAH.com – Tumpukan kardus dan beberapa barang bekas tertata rapi di tong halaman rumah gunadi di Desa Barongan, Kota, Kudus. Beberapa papan imbauan sampah penguraian sampah terpajang. Lengkap dengan tempat Pengolahan pupuk kompos, tempat ini juga sebagai Basecamp kreasi sampah ekonomi Kota (Kresek) Kudus.

“Taman ini juga dijadikan tempat edukasi para siswa SMA yang menerima beasiswa dari Kresek. Mereka kami ajarkan untuk lebih peduli menjaga lingkungan,” kata pendiri komunitas Kresek Faesal Adam.

Komunitas peduli Lingkungan ini, didirikan oleh Adam pada 27 September 2015 silam. Awalnya beranggotakan rekan sekolah Adam. Lambat laun, anggotanya bertambah dari umum. Konsep awalnya Kresek bergerak pada bank sampah. Di sisi lain pihaknya juga melakukan beberapa kegiatan peduli terhadap lingkungan. Tahun ini komunitas yang bergerak di lingkup lingkungan, punya program beasiswa kresek.

Beasiswa tahun ini merupakan bentuk program kerja Kresek yang fokusnya menyasar pada siswa SMA. Pada tahun sebelumnya, program ini sasarannya siswa SD. Namun hal itu menurut pria yang tinggal di Desa Ngembalrejo, Bac, Kudus ini kurang mengena. Lalu ia mengubah sasaran untuk siswa SMA di Kudus.

Pembiayaan program pendidikan gratis ini, dilakukan komunitas Kresek ini secara mandiri. Adam bersama rekan komunitasnya menggalang donasi lewat program sedekah sampah. Bentuknya berupa masyarakat mendonasikan sampah rumah tangganya yang bisa diolah lagi. Seperti plastik dan kertas.

Usai menerima donasi itu, biasanya Adam menjual. Selain sedekah sampah, masyarakat bisa menyumbang minyak jelantah dan menerima sumbangan bantuan lainnya. Hasil penjualan itulah yang dipergunakan untuk beasiswa.

“Program beasiswa ini bentuknya uang pembinaan dan pelatihan. Ada lima orang yang menerima beasiswa full dari kami. Sedangkan 10 siswa SMA Kami beri program pelatihan penunjang,” ujarnya.

Pelatihan pada para siswa yang menerima beasiswa ini, dilakukan setiap Minggu. Bentuk pelatihannya bermacam-macam. Ada publik speaking, jurnalistik, pelatihan kerelawanan lingkungan, kewirausahaan, pelatihan lingkungan, dan ketahanan Pangan (berkebun).

Output dari pemberian materi ini, para penerima beasiswa diharapkan peduli dengan lingkungan. Apalagi mengingat bahaya sampah plastik, karena butuh waktu sangat lama untuk terurai.

Penerima beasiswa ini, juga diharapkan bisa mengaplikasikan pelatihan yang mereka dapat ke masyarakat. Dengan begitu, mereka bisa turut memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar.

“Mereka yang mendapatkan beasiswa nantinya akan ada final project. Para siswa akan membuat kreasi dan pengembangan sesuai dengan pelatihan yang mereka dapat sebelumnya,” tambahnya.

Atas program yang dibuat ini, Adam berharap ketika lulus nanti para siswa penerima beasiswa akan tumbuh dan berkembang di luar. Sekaligus berkontribusi dan menjaga lingkungan sekitar. Tentunya bisa turut berkontribusi mengembangkan komunitas Kresek.

“Kami berharap peserta beasiswa tahun depan bisa bertambah kuotanya. Dengan begitu kesadaran merawat lingkungan juga lebih tinggi,” harapnya. (radarkudus.jawapos.com)