KKP : Pengelolaan Sampah dapat Memberikan Nilai Ekonomi Bagi Warga
JAKARTA-PERPUSTAKAANSAMPAH.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan aktivitas pengelolaan sampah dinilai dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga sehingga penting untuk diberikan pelatihan pengelolaan sampah pesisir kepada masyarakat.
“Pengelolaan sampah bisa memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat, sebab sampah yang umumnya dinilai tak bermanfaat sebenarnya dapat diolah menjadi barang bernilai tambah,”kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ia memaparkan KKP telah menggelar antara lain Pelatihan Pengelolaan Sampah Pesisir dan Sungai bagi masyarakat Jawa Timur, 16-20 November 2020.
Dalam pelatihan pengelolaan sampah tersebut, para peserta diberikan pelatihan sejumlah materi seperti cara memilah sampah, cara mengenal ekosistem dan konservasi, mengolah sampah plastik menjadi biji plastik, dan memanfaatkan sampah organik untuk budidaya maggot.
“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan dalam pelatihan ini akan menjadi kebiasaan yang pada akhirnya akan menular ke masyarakat di wilayah-wilayah lainnya. Jadi, gerakan dari kelompok-kelompok kecil masyarakat ini jika dilakukan di banyak tempat akan berdampak besar untuk mengurangi sampah plastik yang ada di Indonesia,” ujar Sjarief.
Kepala BRSDM memaparkan pengelolaan sampah yang dapat memberikan nilai tambah ekonomi antara lain telah dirasakan oleh masyarakat di Dusun Tanjungsari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, yang memanfaatkan sampah di sekitar sungai Brantas.
Setiap harinya mereka mengumpulkan sampah yang ada di lingkungan sekitar mereka ke bank sampah yang tersedia.
Selanjutnya, Pokmaswas setempat mengolah sampah plastik yang terkumpul menjadi bijih plastik yang kemudian dijual ke pabrik-pabrik sekitar, sementara limbah organik rumah tangga dimanfaatkan untuk membudidayakan maggot sebagai pakan ikan dan ternak.
Sebagai kompensasi, setiap bulanpun kumpulan sampah yang dikumpulkan dan tercatat dalam “buku tabungan bank sampah” milik masing-masing warga dijumlahkan untuk diberikan kompensasi yang sesuai.
“Jadi, ternyata sampah yang selama ini umumnya kita anggap sebagai sesuatu yang tidak berguna itu bisa mendapatkan pendapatan untuk mbantu pemenuhan kebutuhan keluarga kita,” ucapnya.
Untuk itu, ia pun mengajak agar para peserta sungguh-sungguh mengaplikasikan ilmu yang didapat dari pelatihan ini untuk menggerakkan masyarakat di daerah tempat tinggalnya masing-masing memanfaatkan sampah yang ada di sekitar. (antaranews.com)