Jakarta Timbun 8.700 Ton Sampah per Hari, Kantong Ramah Lingkungan Dipromosikan

sampah

JAKARTA – PERPUSTAKAANSAMPAH.com – Pemerintah DKI Jakarta terus menggenjot budaya penggunaan kantong belanja ramah lingkungan di sejumlah tempat belanja sebagai pengganti kantong plastik, mengingat sampah yang dihasilkan Provinsi DKI Jakarta tidak kurang dari 8.700 ton per hari.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menuturkan sampah yang kemudian dibuang di Bantargebang telah penuh sejak tahun 2001 lalu.

“Jakarta ini sampahnya sudah melebihi tidak kurang dari 8.700 ton per hari. Sampah yang dihasilkan dibuang di Bantargebang sampai tahun 2001, dinyatakan sudah penuh dan harus diambil langkah-langkah,” kata Ariza saat menghadiri Gerakan Memakai Kantong Belanja Ramah Lingkungan di kawasan Pasar Tebet Barat, Jakarta, pada Jumat (17/7/2020).

Ariza mengungkapkan sampah plastik turut menyumbang sekitar 14 persen dari sampah warga tiap harinya. Dengan demikian, dia menuturkan, pihaknya telah mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan.

Di dalam Pergub itu, kata Ariza, masyarakat diminta untuk menciptakan budaya penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan (KBRL) di setiap tempat belanja yang ada di wilayah DKI Jakarta.

“Kami juga tengah mengembangkan pengelolaan sampah Berbasis ramah lingkungan yang akan dikembangkan melalui sarana composting, pengambilan dan pemanfaatan gas metan dan energi baru terbarukan, serta pengelolaan sampah Berbasis masyarakat dan Bisnis,” kata dia.

Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Wibawa mengatakan bahwa Manajemen limbah atau sampah (waste management) perlu didorong dengan kebijakan yang menyeluruh atau holistik. Adapun tujuannya, baik edukasi maupun legalisasi sistem pengolahan sampah Industri dan rumah tangga harus dijalankan secara konsekuen mulai dari desain, pemilahan, wadah, pemindahan hingga pengolahannya.

Kebijakan itu, katanya, belum berlaku dalam berbagai inisiatif yang didorong pemerintah.

“Kalau kita menyoroti inisiatif di Indonesia atau yang baru di Jakarta (kebijakan pelarangan sampah) akan tidak berjalan, sifatnya parsial dan tanpa solusi,” katanya kepada bisnis, Rabu (8/1/2020).

Melalui kebijakan yang holistik, Hengky menilai waste manajemen akan berujung pada terbentuknya ekonomi sirkular. Dalam sistem itu, sampah atau limbah akan bernilai sebab dikelola sebagai sumberdaya. (bisnis.com)