Jabar Maksimalkan Peran Bank Sampah dan Pelayanan Digital

sampah

BANDUNG, PERPUSTAKAANSAMPAH.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat masih berupaya mengatasi masalah sampah di Jawa Barat lewat sejumlah terobosan.

Di antaranya, memaksimalkan fungsi 1.616 bank sampah, ditambah pelayanan pengelolaan sampah yang diakses secara digital melalui sejumlah aplikasi.

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengatakan, perlu ada perubahan paradigma pengelolaan sampah yang mengakar dan terpadu dari hulu ke hilir. Jangan sampai, katanya, sampah dianggap sebagai masalah yang harus ditangani pemerintah saja.

Agar dapat memberikan manfaat ekonomi, sumber daya dan lingkungan yang lebih sehat,” katanya dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022 di Bandung, Selasa (8/3/2022).

Sumber utama sampah plastik, menurutnya, berasal dari kemasan (packaging) makanan dan minuman, kemasan consumer goods, kantong belanja, serta pembungkus barang lainnya.

Dari total timbulan sampah plastik, yang telah didaur ulang diperkirakan baru 10 hingga 15 persen saja. Sisanya, sebanyak 60 hingga 70 persen ditimbun di TPA, dan 15 hingga 30 persen belum terkelola dan terbuang ke lingkungan,” katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, Prima Mayaningtyas, mengatakan, sampah di Jawa Barat masih menjadi persoalan pelik mengingat tingginya produksi sampah.

Soalnya dalam satu hari ada 24 ribu ton sampah ada di Jabar harus kita selesaikan. Sementara target pengurangan yang 30 persen di antaranya 2025 kenyataannya sekarang baru lima sampai 10 persen harus kita kurangi,” katanya.

Prima berharap salah satu kepedulian masyarakat mengolah sampah dihadirkan dengan menggandeng bank sampah yang jumlahnya di Jabar terus bertambah.

Untungnya keberadaan bank sampah kini ditopang adanya sejumlah aplikasi digital pengelolaan sampah.

“Dari 1.800 belum semua aktif yah, ada up and down, ada yang sekarang timbul dan hilang. Kami kolaborasi dengan platform digital, ada Octopus, MySmash, Greeny, dan Pointtrash, itu paling besar dan kita gunakan digital itu,” ujarnya.

Prima berharap keberadaan bank sampah yang kini sudah terhimpun dalam Asosiasi Bank Sampah Indonesia bisa mengelola sampah hingga 30 persen.

“Kami sediakan bank sampah itu kalau bisa RT ada kordinasi dengan bank sampah setempat kita sudah, sebar dan coba koordinasi dan apalagi ada aplikasi hanya saja siapa yang koordinasi,” ujarnya. (Tribunjabar.id)