Waduh Sampah Rumah Tangga Meningkat 36 Persen Saat Pandemi

sampah

JAKARTA – PEEPUSTAKAANSAMPAH.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendukung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang mendorong pengelolaan limbah medis Covid-19 secara benar dan efektif. Ini lantaran sampah, termasuk diantaranya limbah medis, menjadi salah satu persoalan yang ada saat pandemi Covid-19.

“Sampah masa pandemi di rumah tangga meningkat 36 Persen. Karena dari kemasan-kemasan, masker dan sampah lainnya, tapi memang ada penurunan, terutama perkantoran, mall dan sejenisnya,” kata Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan limbah non B3 Sinta Saptarina dalam seminar nasional “Peduli Limbah Medis dalam Rangka Hari Peduli Sampah Nasional yang disiarkan secara daring, Senin (15/2).

Karena itu, pada hari Peduli Sampah Nasional 2021, tema yang diangkat terkait sampah saat pandemi. Sinta mengatakan, setidaknya ada tiga hal yang didorong yakni memperkuat partisipasi publik dalam rangka mengurangi sampah plastik, memperkuat komitmen dan pesan aktif pemerintah daerah serta memperkuat komitmen dan pesan aktif pengusaha dalam pengurangan sampah kemasan, plastik dan penjualan.

Ia menyebut sudah ada aturan tentang pengelolaan sampah, yakni undang-undang18 tahun 2018 berikut dua peraturan pemerintah turunannya. Salah satu aturannya yakni PP No 27 tahun 2020 tentang pengelolaan sampah plastik.

“Kenapa diangkat karena masker dari rumah tangga itu masuk pengelolaan sampah spesifik, ada beberapa jenis yaitu sampah rumah tangga B3, ada juga yang B3 bukan limbah, lalu sampah RT dari buangan yang besar, sampah,” ujarnya.

Ia berharap aturan itu diterapkan dari tingkat bawah hingga tingkat atas sehingga pengelolaan sampah, khususnya limbah medis, bisa dilakukan secara maksimal. “Dari masyarakat diharapkan dikumpulkan oleh Pemerintah Daerah, Lalu Pemda mengelola sesuai aturan yang ada,” katanya.

Sebelumnya, wakil menteri kesehatan, Dante Saksono Harbuwono mengingatkan pentingnya pengelolaan limbah medis Covid-19dan limbah medis lainnya secara efektif baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di masyarakat. Sebab, kata Dante, jika tidak dikelola dengan benar, maka limbah medis bisa membahayakan masyarakat.

“Penularan mungkin terjadi atau masalah medis akan terjadi selama tidak dikelola secara komprehensif. Karena itu diperlukan holistik dalam pemberdayaan pengelolaan limbah medis,” kata Wamenkes saat membuka seminar tersebut.

Dante menekankan agar limbah medis ditangani dengan pengelolaan secara program, maupun di masyarakat yang juga memiliki peranan penting. Karena itu ia meminta seluruh stakeholder terkait saling bekerja sama dalam pengelolaan limbah medis covid-19 dan limbah medis kegiatan vaksinasi sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

Ia juga meminta seluruh fasilitas layanan kesehatan senantiasa mengikuti aturan dan pedoman dalam pengelolaan limbah medis infeksius dan meningkatnya kepedulian terhadap pengelolaan limbah medis covid-19 agar tidak terjadi penularan.

“Seluruh masyarakat juga harus lebih peduli pengelolaan limbah medis terutama limbah masker bekas, karena jumlah masker bekas ini akan terus bertumpuk setiap hari, karena itu nanti dijelaskan para ahli, pengelolaan limbah masker ini harus lebih efektif kata dia. (republika.co.id)