Upaya Kemenparekraf Kurangi Angka Sampah Makanan di Hotel

sampah

PERPUSTAKAANSAMPAH – Data hasil kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sampah makanan yang terbuang di Indonesia sejak tahun 2000 hingga 2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun, atau setara 115-184 kilogram per kapita per tahun.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memandangnya sebagai sesuatu yang ironi.

“Oleh karena itu harus ada perubahan perilaku,” ujar Sandiaga dalam Weekly Press Briefing Kemenparekraf yang digelar hybrid, Senin (22/08/2022).

Adapun jumlah makanan yang terbuang menjadi sampah tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga sosial dan ekonomi.

Sandiaga menjelaskan, dengan sampah makanan tersebut, negara bisa mengalami kerugian ekonomi mencapai Rp 213 sampai Rp 551 triliun per tahun, atau setara dengan 4 hingga 5 persen PDB Indonesia.

“Salah satu penyumbang sampah makanan adalah industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Makanan yang mubazir di industri pariwisata terutama dipicu oleh buffet-prasmanan, dan lain sebagainya,” tutur Sandiaga.

Oleh sebab itu, ia meminta kepada seluruh pelaku usaha pariwisata, termasuk masyarakat dan pemerintah setempat untuk ikut berperan menangani persoalan sampah makanan atau makanan yang mubazir di Indonesia.

Kemenparekraf melakukan sejumlah upaya penanganan food loss dan food waste, dengan berkolaborasi dengan sejumlah pihak.

Salah satunya, menggandeng Surplus Indonesia dan sejumlah hotel untuk meluncurkan program Sustainable Food Tourism yang diharapkan dapat menekan tingkat limbah makanan di Indonesia.

“Melalui kolaborasi Kemenparekraf bersama Surplus Indonesia dan jaringan hotel diharapkan upaya bersama ini dapat menekan laju food waste dan food loss pada industri perhotelan dan berkomitmen bersama dalam menyelesaikan permasalahan food waste dan food loss,” ujarnya.

Dikutip dari situs resminya, Surplus Indonesia adalah aplikasi yang memungkinkan pelanggan membeli makanan dari pengecer makanan yang memiliki kelebihan makanan.

“Melalui kolaborasi Kemenparekraf bersama Surplus Indonesia dan jaringan hotel diharapkan upaya bersama ini dapat menekan laju food waste dan food loss pada industri perhotelan dan berkomitmen bersama dalam menyelesaikan permasalahan food waste dan food loss,” ujarnya.

Sementara, CEO dan Founder Surplus Indonesia, Agung Saputra menjelaskan bahwa sistem dari program tersebut adalah memasukkan kelebihan makanan ke dalam aplikasi untuk dijual dengan harga lebih murah.

“Kalau tidak terjual seluruhnya, maka akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui para relawan Surplus Peduli Pangan,” tambahnya.

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Henky Manurung mengatakan, kerja sama dilakukan untuk mengubah perilaku pemanfaatan makanan dan minuman di hotel-hotel, serta ke depannya akan semakin diperluas.

Melalui aplikasi tersebut, masyarakat diberikan kesempatan untuk menikmati makanan hotel yang biasanya identik dengan mahal, menjadi lebih murah setengah harga. Makanan-makanan tersebut tentunya masih layak konsumsi.

“Kami sudah mengadakan perjanjian dengan tiga jaringan hotel yang mempunyai lebih dari 84 properti dan masih ada beberapa grup hotel yang akan bergabung,” ucap dia.
(Kompas.com)