Sejarah Sampah Plastik di Indonesia
Boleh dibilang Indonesia menjadi tempat dan sasaran yang empuk untuk pasar produk yang berasal dari plastik, kita bisa lihat penggunaannya sangat tidak terbendung baik di perkotaan maupun di pedesaan. Tahun 1990an ketika saya masih kecil dan hidup di pedesaan hampir seluruh sampah yang dibuang adalah sampah dapur yang organik, mereka tidak mempunyai tempat khusus untuk membuang sampah, sampai sekarangpun mereka kebanyakan demikian.
Belakangan ini saya lihat di kampung – kampung sungai dan tempat-tempat yang sepi serta dianggap strategis untuk buang sampah berubah menjadi sarang plastik, sungguh sangat mengkhawatirkan ketika masyarakat belum dibekali cara penggunaan maupun pasca penggunaannya, tas-tas plastik ataupun barang lainnya yang berbahan plastik sangat mereka senangi karena instan, tidak repot, murah dan ringkas gampang dibawa kemana-mana.
Kalau terus menerus seperti ini maka sampah plastik itu akan terus menerus menumpuk dari hari ke hari karena penggunanya makin banyak, sulit hancur dan kesadaran masyarakat akan daur ulanng sampah masih rendah. Maka pendidikan sejak dini akan kesadaran terhadap lingkungan harus semakin gencar disosialisasikan, mulai dari sekolah, di tempat-tempat bermain ataupun dalam keluarga anak-anak harus diajarkan bagaimana memperlakukan sampah.
Sejarah Sampah Plastik di Indonesia
Penggunaan plastik di Indonesia tak lepas dari perkembangan di negara-negara maju, boleh dibilang Jepanglah yang secara massive menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-harinya untuk berbagai kemasan, penggunaan kantng-kantng plastik misalnya sangat berkembang pesat sejak tahun 1970an, karena bahannya murah, kuat, tahan lama dan tahan air serta ringan dibawa kemana-mana bahkan bisa dilipat-lipat sangat tipis dan ringkas.
Seiring berjalannya waktu, kesadaran akan bahaya plastik mulai muncul pada segelntir orang karena tas plastik ataupun yang berbahan plastik lainnya ternyata tidak ramah lingkungan. Berbeda dengan bahan organik yang ketika dibuang setelah dipakai maka akan terurai dengan cepat, plastik bahannya berbeda tidak dapat terurai atau bisa terurah dalam waktu ratusan tahun, kesadaran kaum minoritas ini mendorong kesadaran masyarakat lainnya.
Barangkali itu sedikit dari sejarah sampah plastik di Indonesia