Sanitasi Aman Belajarku Nyaman

sampah

Karya tulis ilmiah ini mengambil tema:  Sanitasi Aman Belajarku Nyaman dengan sub tema Persampahan : 3R

DUTA SANITASI NASIONAL 2016 BERNICA ALFITRI RACHMAN

Kata sampah bukanlah hal yang asing lagi bagi kita. Mendengar kata sampah, memang seperti mendengar hal yang sepele, dan yang terbersit di benak kita pun sampah adalah sejenis kotoran atau kumpulan berbagai macam benda yang telah dibuang serta menimbulkan bau busuk dan menyengat.Tetapi tahukah anda? Sampah yang sering kali dianggap sepele itu bisa menjadi sangat berbahaya dan mengancam kelangsungan hidup kita.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Dengan kata lain sampah adalah sisa material yang tidak diinginkan karena tidak menghasilkan manfaat lagi. Sampah merupakan masalah sosial yang terdapat pada masyarakat, baik di kota maupun pedesaan.

Dalam Undang-Undang itu juga menyebutkan bahwa ada 3 jenis sampah yang seharusnya dikelola,yaitu sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga, dan sampah spesifik. Dari ketiga jenis sampah tersebut, sampah rumah tangga (domestik) dan sampah sejenis rumah tangga (berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya) menghasilkan volume sampah yang paling besar.Produksi kedua jenis sampah tersebut tak pernah ada habisnya, dari pagi sampai malam selalu ada sampah dari sisa kegiatan kita sehari-hari.

Sampah merupakan masalah yang dihadapi hamper di seluruh Negara di dunia.Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah.Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah.Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi.Seiring bertambahnya populasi jumlah penduduk dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat. Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat.dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit.

Menurut www.kajianpustaka.com, Sampah berasal dari beberapa tempat, di antaranya :

  1. Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal di suatu bangunn atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau sampah yang bersifatb asah, kering, abu plastic dan lainnya.
  2. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat-tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa makanan,sayuran busuk, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya.

Berbagai macam sampah yang telah disebutkan di atas hanyalah sebagian kecil saja dari sumber- sumber sampah yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari sampah. Terutama penumpukan sampah yang terjadi di tempat-tempat umum seperti di pasar-pasar. Jenis-jenis sampah jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya.

Berdasarkan jenisnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :

  1. Sampah organic, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulitbuah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organic seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
  2. Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi :sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikro organism secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng, (Gelbert dkk, 1996).

Sanitasi Aman Belajarku Nyaman

Sanitasi Aman Belajarku Nyaman

Bagaimana cara mengelola sampah yang baik dan benar?

3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle  sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos atau memanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.

3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

Melakukan 3R (Reuse Reduce Recycle) Setiap Hari. Mengelola sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja, dan tanpa biaya.Yang dibutuhkan hanya sedikit waktu dan kepedulian kita.

Berikut adalah kegiatan 3R (Reuse Reduce Recycle) yang dapat dilakukan di rumah, sekolah, kantor, ataupun di tempat-tempat umum lainnya.

Contoh kegiatan reusese hari-hari:

*Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari padamenggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali.

*Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng.

*Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.

*Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.

*Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.

*Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan

 

Contoh kegiatan reduce sehari-hari:

*Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.

*Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.

*Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang  kembali.

*Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.

*Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.

*Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan foto kopi.

*Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.

Contoh kegiatan recycle sehari-hari:

*Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.

*Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.

*Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.

*Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.

Sadar akan pentingnya mengatasi permasalahan pengolahan sampah, sebuah kampung di Kota Bogor Jawa Barat berinsiatif menciptakan lingkungan yang bersih dari sampah dan mendaur ulag sampah.Namanya Kampung Nagrog RT 02/ RW 12 Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor Jawa Barat.Di Kampung Nagrog ada sebuah Inovasi yang cukup unik namun tetap mengandung edukasi yang cukup tinggi terutama dimulai dari usia dini.Kabar tentang Kampung Nagrog pertama kali saya dengar dari dari teman ayah saya yang kebetulan pernah berkunjung ke Kampung Nagrog.Karena penasaran ingin melihat secara langsung seperti apa Kampung Nagrog.pada 21 juli 2016 lalu saya diajak ke rumah salah satu warga bernama Bapak Elan jaelani di rumah No 14 di kampung tersebut.Bapak Elan Jaelani adalah pemilik atau pendiri perpustakaan sampah.Apa itu perpustakaan sampah? Ide didirikannya perpustakaan sampah berawal dari keprihatinan Bapak Elan yang melihat sampah menumpuk di depan rumahnya hasil perilaku warga yang membuang sampah sembarangan karena terkendala tidak ada tempat pembungan sampah yang memadai.

Melihat tumpukan sampah yang kian hari kian menggunung di lahan kosong dengan luas sekitar satu hektar itu, Bapak Elan akhirnya berinisiatif memilah sampah yang mengunung tersebut.Setelah dipilah pilah Bapak Elan mendaur ulang sampah organik dengan membuat komposter atau proses yang bisa mengubah sampah organik menjadi kompos.Dengan bermodalkan tong plastik seharga 200 ribu rupiah dan cairan dekomposer atau cairan kimian yang berfungsi sebagai pengurai sampah seharga 16 ribu rupiah Bapak Elan mampu merubah sampah menjadi pupuk kompos yang bisa dimanfaatkan unutk tanaman di rumahnya.Sedangkan untuk sampah anorganik seperti sampah plastik dan botol mieral, Bapak Elan membuat berbagai kerajinan tangandari sampah plastik untuk dijual dan jika ada sampah anorganik yang tidak bisa dipakai untuk dibuat kerajinan tangan Bapak Elan menjualnya kepada  pengepul plastik.Uang dari hasil barang barang sampah anorganik tersebut digunakan untuk membeli 3 tong plastik lainnya serta cairan kimia dekomposer dan sisanya untuk menambah koleksi buku di perpustakaannya.

Selain berdampak kepada kebersihan di lingkungan Kampung Nagrog, Bapak Elan juga berinisiatif uutuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan dan minat belajar yang tinggi kepada anak anak. Bermodalkan perpustakaan gratis yang ia punya, Bapak Erlan mewajibkan anak anak membawa sampah jika ingin membaca buku di perpustakaannya.Berbagai sampah Pak Erlan terima dan dipilah menjadi sampah organik dan nonorganik lalu diolah.Bahkan jika seorang anak membawa sampah seberat 1 kg maka Pak Elan menghadiahi anak tersebut jajanan seharga dua ribu rupiah yang telah disediakan di depan perpustakaan.Nah sejak itulah tepatnya November 2015 perpustakaan Pak Elan yang awalnya perpustakaan kecil kecilan berubah menjadi Perpustakaan Sampah yang sangat diminati oleh anak anak di Kampung Nagrog. Setiap hari libur sedikitnya ada 25 anak yang datang ke Perpustakaan Bapak Elan tentu saja dengan membawa sampah.Apa yang dilakukan bapak Elan ini sejalan dengan semangat pengolahan sampah agar tercipta ligkungan yang bersih dan sehat sehingga anak anak pun bisa belajar dengan nyaman tidak lagi terganggu dengan bau sampah yang menyengat.

Menurut data Kepala Bidang Pembinaan Pengelolaan Sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor Ir.H Dian Herdiawan, Kota bogor memiliki yang berpenduduk lebih lebih dari 1 jt menghasilkan 0,5-0,6 Kg sampah per orang setiap harinya.Dari jumlah tersebut berarti setiap harinya mansyarakat Kota Bogor menghasilkan sampah 500 – 600 Ton setiap harinya.Bisa dibayangkan berapa puluh ribu Ton sampah setiap bulannya yang dihasilkan untuk satu kota seperti Kota Bogor saja. Belum lagi dengan kota kota besar lainnya di Indonesia. Jika kita tidak pandai mengolah sampah tersebut maka bisa dipastikan suatu saat nanti kita akan kekurangan Tempat Pembuangan Akhir sampah.

Pengelolaan sampah telah menjadi sebuah permasalahan di Indonesia. Bukan hanya kota-kota besar, kota-kota kecil pun semakin hari semakin dipusingkan dengan sampah dan pengelolaannya. Semakin hari, sampah bukannya semakin berkurang justru sebaliknya semakin menumpuk dan bertambah. Apa sebab?. Mungkin pola pikir kita yang perlu dibenahi. Atau gaya hidup kita yang musti dirubah.

Sering kita melihat tulisan di tempat tempat umum “Buanglah Sampah Pada Tempatnya”. Dengan banyaknya tulisan tersebut berarti kita masih terperangkap dengan pola pikir bahwa sampah harus dibuang. Sejak kecil, orang tua saya bahkan guru sekolah saya selalu berpesan; ‘Buanglah sampah pada tempatnya’. Mungkin lantaran “perintah” ini kemudian yang terpatri dalam pikiran saya adalah; Ketika sampah sudah dibuang ke tempat sampah di luar rumah (atau malah ke jalanan dan sungai), maka masalah selesai.Setelah sampah dibuang, kita pun bisa kembali menghasilkan sampah.Pola pikir yang semacam ini sudah semestinya kita tinggalkan. Haruslah kita sadari apa yang terjadi dengan sampah kita setelah dibuang ke luar rumah, apakah seluruh sampah tersebut langsung hilang ditelan bumi?. Dan apa jadinya jika kita dan seluruh warga kota terus menghasilkan sampah? Apakah lahan di kota akan cukup menampung seluruh sampah kita?

Gaya hidup dan pola pikir kita terhadap sampah dan pengelolaannya musti dibenahi atau bahkan dirubah. Jangan lagi menuliskan kalimat “Buanglah sampah pada tempatnya” karena itu terbukti tidak menyelesaikan permasalahan sampah. “Kurangi dan Daur Ulang Sampah” menurut saya adalah kalimat yang tepat untuk mengurangi sampah .

Jadi marilah mulai sekarang kita buang jauh jauh kalimat “Buanglah sampah pada tempatnya” dan kita ganti dengan kalimat “Kurangi dan Daur Ulang Sampah” sehingga kita bisa mengubah pola pikir kita bahwa sampah tidak harus dibuang tapi didaur ulang atau dimanfaatkan menjadi barang yang berguna.

Demikian Karya tulis ilmiah ini saya buat semoga bermanfaat.

Sanitasi Aman Belajarku Nyaman

Daftar Pustaka :

  1. kajianpustaka.com
  2. Dinas Kbersihan dan Pertamanan Kota Bogor.
  3. https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah

Leave a Reply