Sampah Popok Cemari Kali Surabaya, Ini Bahayanya Jika Mikroplastik Masuk ke Tubuh

sampah

PERPUSTAKAANSAMPAH.com – Kesadaran masyarakat yang minim akan keberlanjutan lingkungan membuat sungai di Surabaya harus tercemari oleh sampah plastik. Sampah plastik, terutama popok sekali pakai, mencemari Sungai Kalimas dan Sungai Rungkut, anak Sungai Brantas.

Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS), ada setidaknya 750 ribu bayi yang tinggal di bantaran Sungai Brantas. Rata-rata, seorang bayi membutuhkan empat popok. Jika dikalikan maka jumlah popok yang dibuang setiap hari mencapai tiga juta lembar.

Andreas Agus Kristanto Nugroho, peneliti Ecoton (Ecological Observation and Wetlands Conservation), mengatakan jika kehidupan masyarakat memang tidak bisa lepas dari yang namanya plastik. Sedangkan popok sekali pakai menjadi penyumbang mikroplastik di kehidupan manusia.

“Kehidupan kita tidak lepas dari plastik,” kata Andreas. “Itu yang akhirnya sangat besar menyumbang mikroplastik yang ada di kita. Popok itu 50 persen bahan bakunya terdiri dari plastik.”

Menurutnya, perilaku masyarakat yang masih membuang sampah popok sekali pakai ke sungai turut andil dalam proses pencemaran lingkungan. Meski popok plastik akan hancur dalam proses alam namun serpihan-serpihannya akan masuk ke dalam tubuh.

“Ketika perilaku masyarakat membuang popok ke sungai, akhirnya dengan proses alam akan hancur menjadi serpihan-serpihan kecil atau mikroplastik,” jelas Andreas. “Itu yang akhirnya akan masuk ke tubuh kita.”

Mikroplastik yang ada di sungai rupanya telah mencemari tubuh warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai tersebut. Plastik ketika masuk ke dalam tubuh, akan melepaskan zat-zat yang menempel seperti pestisida, detergen hingga limbah.

“Ketika masuk ke tubuh kita si mikroplastik itu akan melepaskan ‘penumpang’nya tadi ya pestisida, detergen, limbah industri, tapi plastiknya sendiri akan keluar lagi memang,” papar Andreas. “Tapi jangan lupa juga bahan plastik itu adalah bahan yang kalau kita bilang bahan-bahan pemicu kanker.”

Sementara itu, Surabaya sendiri itu adalah salah satu kota paling hijau di Indonesia. Pada pertengahan tahun 2019, ruang terbuka hijau di Surabaya luasnya mencapai lebih dari 21 persen luas kota. (wowkeren.com)