Mahasiswa UPI Membuat Boneka Wayang Berbahan Dasar Sampah Plastik
BANDUNG-PERPUSTAKAANSAMPAH.com – Sampah masih menjadi masalah di Indonesia. Terlebih semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan suatu barang, yang menimbulkan sampah plastik, namun tidak sebanding dengan kepedulian dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup yang masih sangat minim.
Sampah menjadi istilah bagi sesuatu yang telah hilang nilai kebermanfaatannya dan tidak digunakan lagi. Namun, bagi sebagian orang sampah adalah sesuatu hal yang penting dan dapat diolah menjadi barang berharga dan memiliki nilai estetis dan nilai ekonomis yang tinggi.
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia kampus Purwakarta telah melakukan inovasi dalam menanggulangi permasalahan sampah yang kerap kali terjadi di masyarakat, khususnya sampah plastik yang jumlahnya semakin meningkat.
Gagasan besar tersebut adalah membuat boneka seni berbentuk wayang yang berbahan dasar plastik dan kertas.
Sekelompok mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia kampus Purwakarta yang beranggotakan Rival Ramadhan, Cahya Karisma Pertiwi, Deden Eka Purwanto, Fadel Daulatullail dan Rifa Nurhanifa di bawah bimbingan Dr Hafiziani Eka Putri, S.Pd M.Pd menuangkan gagasan tersebut dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-M) dan berhasil lolos pendanaan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi pada tahun 2020.
Program Kreativitas Mahasiswa yang berjenis pengabdian yang dilakukan secara daring (dalam jaringan) itu diberi nama Saung Dalang. Pada program tersebut, mahasiswa berupaya menanamkan budaya pengolahan sampah kreatif berbasis teknologi bagi anak pemulung di daerah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cikolotok, Purwakarta.
Produk dari program Saung Dalang adalah membuat boneka wayang dari sampah. Menariknya adalah, boneka wayang tersebut bukan hanya sebuah upaya meminimalisir sampah, namun juga merupakan penanaman nilai budaya yang diselaraskan dengan kemajuan teknologi. Seperti yang kita ketahui, eksistensi permainan tradisional seperti wayang mulai tergerus oleh permainan kekinian yang lebih modern.
Untuk itu, saung dalang hadir sebagai solusi dari permasalahan tersebut, dengan mengkolaborasikan permainan tradisional dan teknologi menggunakan scanbarcode. Tim PKM Saung Dalang berharap, wayang dapat menjadi permainan kekinian yang diminati.
Ketika barcode tersebut discan menggunakan android, maka secara otomatis akan diarahkan kepada blogspot Saung Dalang yang membuat edukasi budaya wayang berupa sejarah dan pengenalan tokoh-tokoh pewayangan yang dilengkapi animasi-animasi menarik. Selain itu, terdapat edukasi memgenai beberapa kebudayaan sunda yang dapat diakses pada blogspot tersebut.
Dengan adanya inovasi tersebut, Tim Saung Dalang berharap dapat memotivasi generasi muda penerus bangsa agar bisa merawat budaya bangsa dan melestarikannya. Rival Ramadhan juga mengatakan, “kita juga dapat membangun pola pikir masyarakat dalam pelestarian nilai-nilai budaya dan pemanfaatan teknologi dengan produk daur ulang sampah sebagai medianya.”
Senada dengan ungkapan tersebut, menurut saya sudah saatnya kita berperan untuk mengubah pola pikir masyarakat yang menganggap sampah adalah barang yang tidak berharga, Saung Dalang telah membuktikan dengan kreativitas mampu mengubah sampah menjadi barang baru yang sangat bermanfaat.
Melalui pemanfaatan teknologi, kita dapat menyelaraskan antara penyelesaian masalah sampah dengan pelestarian budaya, sehingga produk dari daur ulang sampah tersebut bukan hanya memiliki nilai budaya, namun juga dapat menjadi mainan kekinian yang dapat bersaing di era modern ini. “Dengan demikian, sebagai anak muda, kita dapat melestarikan budaya, karena kalau bukan kita, lalu siapa yang akan melestarikannya?” Pungkas Rival. (jurnalpost.com)