KISAKU Kolaborasi dengan Bank Sampah

sampah

JAKARTA – PERPUSTAKAANSAMPAH.com – KISAKU memperkenalkan sustainability programme dalam rangka merayakan ulang tahun pertama.

Dalam program ini, KISAKU menggunakan gelas plastik tanpa sedotan dan berkolaborasi dengan Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan.

“KISAKU sustainabillity programme hanyalah langkah kecil untuk lingkungan yang lebih baik, apalagi kami juga sadar bahwa bisnis ini sulit untuk 100 persen menghapus penggunaan bahan plastik,” kata Catherine Halim, co-founder & managing Partner KISAKU, dalam siaran resmi, Sabtu (12/9).

Catherine mengatakan, kolaborasi dengan Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan dalam Program Daur Ulang KISAKU diharapkan membuat sampah yang mereka hasilkan dapat diolah secara lebih baik.

Para pelanggang diajak mengembalikan produk daur ulang yang terdiri dari botol air minum kemasan, botol KISAKU seukuran 160 ml, 250 ml dan 1 liter, juga gelas plastik.

Pelanggan yang mengembalikan satu produk daur ulang, akan mendapat stempel di kartu program daur ulang. Sepuluh stempel yang dikumpulkan bisa ditukar dengan satu minuman.

Produk daur ulang yang ditukar akan dikirimkan ke bank sampah dan diolah lebih lanjut bekerjasama dengan pihak ketiga.

Ellen De Wilde, ketua Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan mengatakan,”saya menyambut baik kepedulian setiap perusahaan untuk membantu menjaga lingkungan, dengan bergabung bersama kami dalam memaksimalkan program daur ulang plastik, kertas, besi dan logam, serta kaca.”

Dia berharap inisiatif ini bisa menginspirasi perusahaan lain melakukan hal yang sama, sehingga tercipta lingkungan lebih baik.

Suki Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrator Jakarta Selatan menyatakan tanpa adanya pemilahan sampah yang benar, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan penuh dalam jangka waktu maksimal dua tahun.

Maka, pemilahan sampah penting dilakukan agar sampah daur ulang dapat dimanfaatkan kembali oleh pihak ketiga, membantu mengurangi volume sampah di TPA.

Ada empat komponen yang dapat didaur ulang, yaitu kertas, plastik, besi dan logam serta kaca.

Data dari Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan menyebutkan bahwa selama Januari-September 2020, sampah kertas menempati urutan pertama sejumlah 106.491 kg, sementara urutan kedua ditempati plastik dengan jumlah 61.075 kg.

Selanjutnya urutan ketiga ditempati oleh sampah besi dan logam sejumlah 12.948 kg, dan kaca diurutan ke empat dengan jumlah 10.139 kg.

Namun selama pandemi ada penurunan jumlah sampah daur ulang, terutama sampah kertas (menurun hingga 45 persen), dan sampah plastik (menurun hingga 42 persen). Penurunan ini disebabkan oleh Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga mengurangi waktu operasional mall dan pasar yang merupakan area penghasil sampah terbesar. (antaranews.com)