Kiat Menjalani Hidup dengan Kesadaran Lingkungan Saat Pandemi
BOGOR-PERPUSTAKAANSAMPAH.com – Hidup akan lebih mudah jika menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang terjadi. Itulah prinsip praktisi kesehatan dan makanan organik Janti Wignyopramoto. Jadi ketika terjadi pandemi Covid-19, dia tidak lagi terlalu terkejut.
Janti telah cukup lama mengalami hidup dengan kesadaran tinggi terhadap alam. Menurutnya manusia adalah bagian dari ekosistem maka konsumsi segala sesuatu secukupnya dan menjaga keseimbangan serta keberlanjutan ekosistem.
Berikut sejumlah kiat hidup berkesadaran bisa anda praktikkan untuk menjaga lingkungan, terutama selama pandemi.
1. Berdayakan Lingkungan Tempat Tinggal
Janti mengatakan yang perlu dipahami ada pandemi atau tidak, kalau sudah punya dasar hidup berkesadaran maka tidak akan berpengaruh signifikan.
“Salah satunya ialah dengan memberdayakan lingkungan tempat tinggal. Dalam hal ini saya menjadikan pekarangan rumah untuk berkebun,” ucap Janti dalam diskusi daring Bagaimana Berkontribusi Jaga Lingkungan Selama Masa Pandemi, Rabu 3 Juni 2020.
2. Memasak Sendiri dari Hasil Kebun
Masak sendiri dari hasil kebun akan membuat kita tau akan porsi ukuran yang biasa kita makan dan siapa saja yang makan. Lalu buat perencanaan seperti mau makan apa, misalnya makanan fresh atau yang bisa kita simpan. Prosesnya akan lebih mudah.
3. Memilah Sampah Rumah Tangga
Memilah sampah rumah tangga harus cermat yang dimulai dengan memilih makanan karena kaitannya dengan sampah. Selain memilah ialah memperpanjang usia sampah yang bisa diolah kembali.
4. Membeli Keperluan Belanja Langsung dari Produsen
Janti mengatakan kalau ia sudah menghindari belanja di toko-toko besar, bagaimana kalau kita langsung berikan kepada petani lokal dan artisan (mereka yang memproduksi produk yang kita pakai, misal roti atau sabun) dalam jumlah yang tidak terlalu besar dan kita tahu bahan-bahannya.
“Termasuk kalau aku belanja sesuai kebutuhan aku ke toko curah yang kita beli bisa disesuaikan dengan kebutuhan, bawa wadah sendiri juga karena tidak menyediakan plastik,” lanjut Janti yang kini tinggal di Yogyakarta.
5. Membawa Wadah Sendiri dari Rumah
Sebelum pandemi, Janti sudah mempraktikkan dan terbiasa bawa macam-macam wadah ketika keluar rumah. Tak dipungkiri, awal-awal proses menjalani hidup berkesadaran ada saja yang bilang dirinya ribet sekali.
“Padahal kalau dibiasakan ya tidak juga, karena kebetulan aku sudah lama bawa wadah sendiri, tempat makan minum, sendok garpu, sedotan yang bisa dibilas dan tas belanja. Kebiasaan tersebut sangat relevan dengan kondisi sekarang,” lanjutnya.
6. Membuat Sendiri Kebutuhan dari Bahan Alami
Uniknya Janti juga membuat sendiri kebutuhan toileters dari bahan-bahan alami mulai dari sabun, sampo, pencuci piring, pembersih rumah, pasta gigi, deodoran, dan juga hand sanitizer yang belakangan banyak dicari.
“Misal kalau di rumah saya membuat sendiri dari lerak bisa untuk sampo dan sabun cuci piring. Minum air putih dengan potongan lemon, nanti malam saya kumpulkan di lemari es difermentasi selama 10 hari sebagai pembersih yang menjadi cuka konsentrat,” ujarnya.
Tujuannya yaitu mengurangi hidup konsumtif dan paparan bahan kimia terutama yang bersinggungan di kulit, karena kulit permukaan paling besar terdampak dalam tubuh kita.
7. Mengurangi Pakaian dengan Tukar Baju
Merujuk hasil penelitian yang mengungkapkan jika tekstil penyumbang sampah tekstil terbesar di dunia setelah minyak. Berpijak dari kekhawatiran tersebut, Janti pun memilih tidak belanja produk fashion di toko.
“Kalau saya melakukan tukar baju dengan siapa yang mau siapa yang pakai. Caranya kita bawa baju masing-masing, lalu ditukar sesuai kebutuhan. Tanpa disadari kita juga sudah menimbun sampah fashion, karena sering belanja baju yang murah dan cepat rusak,” ucapnya (tempo.co)