Ini Jenis Sampah Plastik yang Bunuh Paus hingga Penyu
JAKARTA-PERPUSTAKAANSAMPAH.com – Lembaga penelitian milik pemerintah Australia, CSIRO Oceans and Atmosphere, menyampaikan mengurangi limbah plastik dapat mencegah kematian spesies laut. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 700 spesies laut, seperti paus, lumba-lumba, penyu dan burung menelan plastik.
Penelitian mengatakan plastik dapat membunuh hewan yang memakannya. Karena plastik memblokir sistem pencernaan hewan. Bahkan potongan plastik yang tajam juga dapat menembus dinding usus, menyebabkan infeksi dan kadang-kadang kematian.
Melansir TNW, sekitar delapan juta ton plastik memasuki lautan setiap tahun. Sehingga, memgatasi masalah itu merupakan sesuatu yang luar biasa. Dari seluruh plastik, peneliti membeberkan ada sejumlah jenis plastik yang mematikan.
Pertama, peneliti mengatakan plastik fleksibel, seperti lembaran plastik, tas, dan kemasan dapat menyebabkan penyumbatan usus dan bertanggung jawab atas jumlah kematian terbesar atas semua kelompok hewan.
Plastik segel itu menyebabkan kematian terbanyak pada cetacea (paus dan lumba-lumba) dan kura-kura laut.
Sedangkan puing-puing alat penangkapan ikan, seperti jaring, benang, dan umpan buatan menyebabkan kematian pada sejumlah hewan, terutama anjing laut dan singa laut.
Lebih lanjut, peneliti mengatakan kura-kura dan paus yang memakan puing-puing itu dapat mengalami kesulitan berenang, yang dapat meningkatkan risiko ditabrak oleh kapal. Sedangkan, singa laut dan anjing laut tidak makan banyak plastik, tetapi bisa mati karena makan puing-puing bekas memancing.
Adapun balon, tali, karet, mematikan untuk fauna yang lebih kecil. Sementara plastik keras menyebabkan banyak kematian burung laut.
Karet, puing-puing memancing, logam, dan lateks (termasuk balon) adalah yang paling mematikan bagi burung, bisa menyebabkan kematian dalam sekali telan.
Melansir The National Interest, para ahli mengidentifik empat hal yang paling berbahaya untuk satwa yakni puing-puing memancing, kantong plastik, balon, dan peralatan plastik.
Peneliti menguji prediksi ahli dengan menilai data dari 76 makalah penelian yang diterbitkan menggabungkan 1.328 hewan laut (132 cetacea, 20 anjing laut dan singa laut, 515 penyu laut dan 658 burung laut) dari 80 spesies.
Mereka lantas memeriksa item mana yang dapat menyebabkan jumlah kematian terbesar di setiap kelompok dan juga yang paling mematikan dari setiap item.
Terkait dengan hasil penelitian itu, para peneliti merekomendasikan larangan aktivitas penangkapan ikan beresiko tinggi, penegakan hukum, edukasi kepada nelayan, hingga mencegah pelepasan balon yang disengaja dan pelepasan balon yang tidak disengaja dalam sebuah acara. (cnnindonesia.com)