Gaet Komunitas, Gencarkan Edukasi dan Pemilahan Sampah di Pantai Kelan Bali

sampah

DENPASAR – PERPUSTAKAANSAMPAH.com – Desa Adat Kelan, Badung, Bali menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah di Bali. Desa Adat Kelan merupakan desa yang ditunjuk sebagai tempat realisasi program pengelaan sampah dari Pertamina yakni “Eco Green.”

Bali sebagai daerah yang memiliki garis pantai yang panjang dan elok, juga pengunjung wisatawan lokal maupun mancanegara tinggi. Hal ini tak lepas dari permasalahan sampah yang dihasilkan dari wisatawan, Industri maupun kiriman dari pesisir laut.

Bali sendiri mencatat penghasilan sampah mencapai 4.281 ton per harinya. Sebagai daerah wisata yang menjadi pandangan dunia, sudah seharusnya Bali mendapatkan perhatian khusus terhadap pengelolaan sampah.

Program Eco Green direalisasikan di Desa Adat Kelan sebagai desa yang berada di lingkungan pantai dan memiliki kecenderungan permasalahan sampah kiriman terutama saat musim penghujan. Masyarakat sekitar juga didorong untuk mendapatkan pelatihan terkait pengelolaan sampah.

Dalam implementasinya masyarakat juga diminta untuk aktif dalam berpartisipasi. Kesadaran masyarakat juga jadi modal utama dalam pengelolaan sampah untuk menjadi efektif.

Dalam menjalankan pemilahan sampah program ini menggaet beberapa komunitas untuk mengedukasi dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Salah satu komunitas yang digaet merupakan komunitas #maludong.

Founder komunitas #maludong Komang Sudiarta dengan adanya program Eco Green Kelan, masyarakat sekitar mendapatkan Edukasi terkait pemilahan sampah organik dan non organik.

“Di masyarakatnya Sekarang bisa memanfaatkan sampah setelah adanya bank sampah yang kita ikutkan. Yang saya sampaikan, memang saya ada di masyarakat, memang mereka yang pertama sudah teredukasi bagaimana memanfaatkan sampahnya di rumah proses pemilahan itu,” kata Sudiarta saat dihubungi detikcom, Jumat (30/10/2020).

Sejauh program ini berjalan masyarakat sekitar bersama komunitas telah menghasilkan kerajinan dari sampah laut. Yakni berupa hiasan gapura yang ada di Pantai Kelan dan juga petunjuk arah.

“Kalau dari itu adalah gapura, petunjuk arah yang sebagian diambil dari sampah laut,” ujar Sudiarta.

“Ya kita utamanya masyarakat sekitar ya karena kan sudah ada kelompok pengelolaan sampah pantai Kelan tersebut, memang kita prioritaskan ke kelompok sadar wisata (pokdarwis). Kemudian untuk sampah rumah tangganya tentu warga yang ada di situ tapi tidak menutup kemungkinan yang lainnya,” kata Rustam dihubungi terpisah, Jumat (30/10/2020).

Sementara itu, pihak Pertamina MOR V akan tetap mendukung pengelolaan dan pemilahan sampah yang ada di Bali. Manager Communication Relation dan CRS MOR V Pertamina Rustam Aji memaparkan program ini ditujukan untuk masyarakat sekitar, diharapkan program Eco Green bisa meluas ke seluruh wilayah Bali.

Sekedar informasi, program CSR Eco Green Kelan ini menyambet penghargaan the best CSR Award 2020. Dalam kategori pelibatan komunitas dalam menangani sampah. (detikcom)