Cara Sederhana Menerapkan Zero Waste Living
JAKARTA-PERPUSTAKAANSAMPAH.com – Zero waste living atau gaya hidup tanpa sampah nampaknya sedang naik daun di masyarakat, khususnya kalangan anak muda.
Meski sebagian besar sudah cukup sadar akan pentingnya hidup tanpa sampah, tak sedikit juga yang masih belum mempraktekkannya secara nyata.
Padahal, Banyak Cara supaya kita dapat mengurangi sampah, asal benar-benar memiliki niat dan mampu melawan rasa malas.
Penulis yang juga merupakan pegiat zero waste living, Dian Kusuma Wardhani mengatakan, bahwa mengubah gaya hidup tanpa sampah itu memerlukan proses.
Ia mengakui keluarganya berusaha bertanggungjawab terhadap sisa konsumsi dan masih terus berjuang meminimalisir sampah.
Menurut perempuan yang akrab disapa Dini itu, dalam melakukan pengurangan sampah, ada tahapan seperti piramida terbalik.
“Jadi puncaknya di bawah. Upaya yang dinilai tidak terlalu penting, ditaruh paling dasar,” ujarnya saat siaran langsung di akun Instagram kind of life @mykindoflife, Jum’at (6/11/2020).
Dini kemudian menggunakan piramida terbalik itu sebagai cara sederhana untuk menerapkan zero waste living sebagai berikut.
- Mencegah adanya sisa
Tahapan ini ada di paling atas piramida, artinya mencegah sesuatu sebelum akhirnya nanti akan menjadi sampah.
“Disini kita harus melihat, mana yang berpotensi sisa. Kalau yang akan menjadi sampah sebaiknya kita tolak,”terangnya.
Pilihlah barang atau makanan yang sebisa mungkin tidak membuat adanya sisa. Paling tidak, untuk makanan harus yang bisa dijadikan kompos.
Kita bisa juga menahan diri agar tidak membeli berlebihan, yang pada akhirnya hanya bisa dibuang.
- Mengubah pola pikir
Alasan utama mengapa kita tidak merasa bertanggung jawab kepada sampah karena kita menyebutnya ‘sampah’.
“Sebaiknya jangan bilang sampah, karena pasti kita akan membuangnya,” katanya lagi.
Melainkan, kata dia, kita menyebutnya dengan sisa konsumsi.
Sebab, jika disebut sisa konsumsi, itu akan mengubah pola pikir kita untuk lebih bertanggung jawab terhadap sisa dari apa yang kita konsumsi.
- Menggunakan sesuai apa yang dibutuhkan
Saat proses mengurangi, kita harus memikirkan mana yang menjadi kebutuhan prioritas, bukan hanya keinginan semata.
Misalnya, ketika mandi kita tidak harus menggunakan air yang banyak, secukupnya saja. Begitu pula dengan makanan, jangan sampai ada yang tersisa.
- Memakai ulang
Kita tentunya punya barang-barang yang sudah tidak terpakai di rumah, dan sebenarnya masih bisa dipakai lagi.
Sebut saja botol-botol kaca yang tidak digunakan lagi, kita bisa manfaatkan sebagai tempat air, bumbu hingga wadah tanaman.
Selain itu, kantong plastik yang kita miliki dirumah bisa kita gunakan lagi untuk membawa belanjaan.
- Mendaur ulang
Dini menjelaskan, tahapan daur ulang ini merupakan alternatif apabila cara-cara sebelumnya tidak dapat digunakan.
Sebagai contoh, barang-barang yang tidak bisa dipakai kembali yakni plastik bekas kemasan, botol minuman plastik, bungkus permen dan lainnya.
Barang-barang itu biasanya akan didaur ulang, baik oleh perusahaan yang memproduksinya atau para perajin. Yang perlu kita lakukan memilah sampah dan membawanya ke bank plastik.
- Membuang ke TPA
Ini adalah bagian piramida terakhir yang harusnya dihindari yakni membuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Membuang ke TPA sebenarnya paling tidak disarankan karena sudah banyak jumlah TPA yang membludak.
Bahkan, TPA bantar gebang di Bekasi yang menjadi salah satu tempat pembuangan terbesar diprediksi akan mengalami over load pada 2021 mendatang.
Jadi intinya, jika ingin menerapkan zero waste living, kita harus lebih bijak dalam mengkonsumsi sesuatu dan sebisa mungkin berpikir dulu baru bertindak. (kompas.com)