Berikut ini Penjelasannya Sampah Bisa Hasilkan Listrik

sampah

JAKARTA-PERPUSTAKAANSAMPAH.com – Sampai saat ini sampah masih jadi masalah di manapun ia berada. Pemerintah dan masyarakat bekerjasama untuk mencari solusi agar bisa mengatasi tumpukan sampah. Apalagi setiap hari tumpukan itu semakin banyak.

Salah satu solusi untuk mengelola sampah adalah dengan cara memgubahnya menjadi sumber energi pembangkit listrik. Dilansir dari greenjournal, sampah bisa dibakar untuk menghasilkan uap sebagai energi panas penghasil listrik.

Selain itu, sampah juga bisa dibiarkan membusuk hingga menghasilkan energi gas metana yang akan dijadikan sumber bahan bakar penghasil listrik.

Jenis sampah yang bisa digunakan sebagai sumber energi adalah limbah padat dan limbah cair. Misalnya air cucian atau air limbah sisa dari industri, sisa makanan, pecahan kaca, dan plastik.

Bahkan limbah berbahaya yang beracun, mudah terbakar, dan mudah meledak juga bisa menghasilkan listrik seperti bahan-bahan kimia, baterai dan limbah rumah sakit.

Pada umumnya, teknologi yang digunakan untuk mengubah sampah menjadi listrik disebut insinerasi. Limbah atau sampah yang berada di tempat pembuangan akan dikumpulkan dan dibakar dalam suhu tinggi.

Setelah itu sampah akan diubah energi kimia menjadi energi termal. Energi termal/panas inilah yang akan digunakan untuk menciptakan energi.

Selain itu, ada juga teknologi-teknologi yang bisa digunakan untuk mengolah sampah menjadi listrik. Pertama adalah depolimerisasi dimana senyawa organik dibakar pada suhu tinggi sehingga menghasilkan energi panas dan bahan bakar.

Hampir mirip dengan depolimerisasi, pirolisis juga menggunakan senyawa organik. Namun, limbah organik ini berasal dari limbah pertanian maupun industri.

Selanjutnya adalah gasifikasi dimana zat karbon diubah menjadi karbondioksida, karbon monoksida dan hidrogen. Gas-gas sintesis inilah yang digunakan untuk menghasilkan energi panas dan energi listrik.

Efek dari pembangkit listrik tenaga sampah masih menghasilkan limbah abu yang bisa lepas di udara dan berbahaya bagi manusia. Apalagi biaya untuk mengadopsi pembangkit listrik tenaga sampah masih tergolong tinggi. (indozone.id)