Atasi Sampah Organik Menumpuk, Mahasiswa Undip Perkenalkan Eko Enzim

sampah

SEMARANG-PERPUSTAKAANSAMPAH.com – Limbah sampah organik adalah limbah yang selalu dihasilkan oleh setiap rumah.

Pemanfaatan sampah organik seperti sampah buah dan sayur segar masih tergolong minim di lingkungan Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.

Pemanfaatan sampah buah dan sayur hanya sebatas membuang sampah tersebut di bawah pohon yang lama kelamaan sampah tersebut akan membentuk kompos.

Hal ini menyebabkan bau busuk akan tersebar dari sampah tersebut dan akan menyebar ke lingkungan sekitar.

Apabila pembuangan maupun pengolahan sampah seperti itu terus berlanjut, hal ini akan mengganggu kegiatan warga sekitar.

Penggunaan komposter (alat pembuat kompos) juga masih kurang dimanfaatkan oleh warga.

Ketidaktahuan warga atas tata cara penggunaan komposter juga menyebabkan alat ini terbengkalai.

Eko Enzim (eco enzyme) adalah suatu terobosan yang diambil oleh Putri Nur Syarifah (21), mahasiswa S1 Agribisnis Universitas Diponegoro untuk mengatasi masalah tersebut.

“Eko Enzim adalah hasil fermentasi dari sampah organik, molase/gula dan air,” kata Putri Rabu (5/8/2020).

Eko Enzim adalah hasil penemuan Dr Rosukon Poompavong, doktor yang berasal dari Thailand.

Pembuatan eko Enzim membutuhkan waktu sekitar 3 bulan.

Eko Enzim banyak memiliki khasiat yang dirasakan manfaatnya oleh manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan sekitar.

Beberapa manfaat yang terlihat atas penggunaan eko Enzim adalah sebagai pestisida alami, pupuk organik, memperlancar sumbatan dan menjernihkan saluran pembuangan, campuran air untuk memandikan ternak, untuk Mandi, dapat menjadi disinfektan alami.

Cairan eko Enzim diyakini dapat memakan virus-virus berbahaya yang terdapat di udara, gas hasil fermentasi yang dikeluarkan dapat melepas ozon (O3) dan mengurangi karbondioksida (CO2).

Sosialisasi dan pelatihan pembuatan eko Enzim dilakukan di RW 1, RW 17, dan RW 18 Kelurahan Srondol Wetan.

“Kegiatan ini dilaksanakan di RW masing-masing dan dihadiri sekitar 10 warga per RW,” katanya.

Sosialisasi dan pelatihan ini dilaksanakan tetap dengan mengikuti protokol kesehatan yang disahkan oleh Pemerintah.

Masyarakat sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Antusias masyarakat terlihat dari banyaknya sampah organik yang dikumpulkan melebihi wadah dan molase yang tersedia.

Kegiatan dimulai dari perkenalan mahasiswa UNDIP yang hadir di tempat tersebut, sosialisasi mengenai eko Enzim dan pembuatannya, lalu pelatihan pembuatan eko Enzim.

Kegiatan ini juga diselingi dengan sesi Tanya Jawab yang dilontarkan oleh beberapa warga pada mahasiswa pemapar. Pertanyaan-pertanyaan pun banyak dilontarkan oleh warga.

Kepala P2KKN Undip, Fahmi Arifan menambahkan, ditengah pandemi covid-19 ini, kegiatan KKN difokuskan pada pendampingan masyarakat untuk menghadapi pandemi.

“Harapannya, hasil Pengetahuan mahasiswa yang selama ini dipelajari di kampus dapat diaplikasikan ke masyarakat,” kata Fahmi. (tribunnews.com)