Perilaku Belanja Online Sumbang 10 Persen Sampah di Salatiga
PERPUSTAKAANSAMPAH- Perilaku masyarakat yang gemar berbelanja online, turut menyumbang peningkatan produksi sampah, terutama sampah plastik dan styrofoam, yang susah diurai. Direktur Bank Sampah Induk (BSI) Kota Salatiga Kristanto Irawan Putra mengatakan, ‘sumbangsih’ sampah dari belanja online mencapai 10 persen dari total sampah di Salatiga.
“Memang belanja online dari model paket hingga bungkus makanannya pada akhirnya menjadi sampah. Di Salatiga tiap hari ada 90 ton sampah, 10 persen dari belanja online itu,” ujarnya, Sabtu (14/1/2023) di kantor BSI Induk Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
Kristanto menyampaikan, Kota Salatiga yang secara luasan cukup kecil, selalu terlihat bersih.
“Bersihnya ini karena sampah ‘disembunyikan’ di TPA Ngronggo, petugas kebersihan menyapu sehari dua kali. Jadi bersih bukan karena perilaku masyarakat, tapi karena tugas,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, BSI menjadi tim edukasi agar masyarakat memilah dan mengolah sampah. “Ini kan ada harganya, misal kami di BSI menghargai botol plastik bersih Rp 4.000 per kilogram dan kertas kardus Rp 1.800 per kilogram, bisa untuk pendapatan organisasi,” jelasnya.
Dia berharap kesadaran masyarakat dalam mengolah sampah semakin meningkat. “Edukasi kolektif memang perlu, seperti hari ini ada pelatihan membuat kerajinan dari barang tak terpakai dengan peserta PKK Desa Jetis Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo, kalau belajar bersama itu lebih menyenangkan,” kata Kristanto.
(Kompas.com)