
Paving Block Rumah Dari Sampah Plastik di Wakatobi
PERPUSTAKAANSAMPAH.COM- Penumpukan sampah plastik terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Sebagai langkah untuk mengelola sampah di wilayahnya, Kelompok Ekowisata Poassa Nuhada Desa Kulati, Wakatobi turut berkontribusi untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi paving block rumah — salah satu produk konstruksi untuk perkerasan jalan.
Ketua Kelompok Ekowisata Poassa Nuhada Desa Kulati, Nyong Tomia, menyampaikan salah satu upaya untuk pengelolaan sampah itu adalah dengan membuat produk berbasis sampah plastik.
Dijelaskan Nyong, kelompok yang dipimpinnya mulai mengelola sampah plastik dengan metode pirolisis.
Mesin pirolisis akan mengolah jenis sampah plastik tertentu, lalu mengubahnya menjadi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
Sebab, kata dia, penggunaan plastik secara berlebihan bukan hanya berbahaya bagi kesehatan saja tetapi terhadap lingkungan.
Metode pirolisis yang tengah diterapkan sebagai salah satu cara mengelola sampah ini, menyisakan bagian kecil dari plastik yang digunakan. Sisa-sisa sampah itulah yang kemudian digunakan masyarakat untuk membuat paving block.
“Ada sampah lain (sisa dari pirolisis) diolah menjadi paving block. Jadi teman-teman karang taruna sudah melakukan uji coba pembuatan paving block dari sampah plastik itu sendiri,” ujar Nyong, Kamis (21/4/2022).
Selain pembuatan paving block, kelompok ekowisata ini juga mengajak anak-anak untuk belajar mengelola sampah plastik menjadi ecobrick.
Adapun sampah yang diperoleh oleh Nyong dan timnya berasal dari kolektif warga sekitar.
Apabila ada sampah rumah tangga yang dihasilkan, warga akan memisahkannya dari jenis sampah organik lalu mengirimkannya ke pusat pengelolaan sampah.
Sementara itu, pemanfaatan sampah menjadi ecobrick itu dimulai sejak tahun 2018 yang bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).
Para anggota yang tergabung dalam kelompoknya pun diberikan pelatihan, terkait dengan upaya pengelolaan maupun pemanfaatan sampah plastik berkelanjutan.
“Bahan yang dibutuhkan (untuk ecobrick) botol air mineral, diisi oleh sampah yang tidak bisa didaur pada metode pirolisis seperti kemasan makanan yang mengandung alumunium,” ungkap Nyong
Pengelolaan sampah plastik yang tengah dilakukan di Desa Kulati, Kabupaten Wakatobi ini juga disebut dapat mengurangi tumpukan sampah di lingkungan sekitar. Terlebih, Wakatobi dikenal sebagai tempat wisata dengan keindahan alamnya.(Kompas.com)