Mahasiswa UGM Berhasil Membuat Eco Lindi Untuk Mengatasi Bau Sampah
PERPUSTAKAANSAMPAH – Cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan di tumpukan sampah yang disebut Air lindi selain menimbulkan bau tidak sedap juga membahayakan lingkungan dan bisa berdampak kesehatan jika tidak diolah dengan benar.
Mahasiswa Fakultas Biologi UGM, Raina Nura Anindhita berhasil mengolah air lindi menjadi formula untuk menetralkan bau sampah bernama Eco Lindi.
“Eco lindi ini dibuat dari air lindi dicampur dengan sisa air tebu (molase), asam sulfat, dan katalis organik dan hasilnya terbukti bisa menghilangkan bau tak sedap sampah,” kata Gadis asal Desa Prasung, Kecamatan Buduran, Sidoarjo itu.
Raina mengatakan pembuatan eco lindi cukup sederhana dan mudah. Air lindi, molase, asam sulfat dan katalis dicampur dalam satu wadah kedap udara atau tangki. Dalam satu hari bisa memproduksi 10 ribu liter eco lindi.
Sementara untuk penggunaannya, cairan hanya disemprotkan ke timbunan sampah. Dalam waktu kurang dari 10 menit eco lindi akan bereaksi menetralkan bau sampah.
“Reaksinya sekitar 3-10 menit setelah disemprotkan ke sampah tidak tercium bau lagi,” ujarnya.
Ia mengatakan Eco lindi telah diujicobakan di tempat pembuangan akhir (TPA), lingkungan pasar dan juga di peternakan. Hasilnya, formula ini dinyatakan aman untuk ternak.
“Formula ini dapat diaplikasikan di semua limbah yang memproduksi bau selain itu juga bisa digunakan sebagai pupuk,” tuturnya.
Raina menjelaskan pengembangan eco lindi ini hasil dorongan dari sang ayah yang kala itu menjabat sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo. Ia ditantang ayahnya untuk ikut mencari solusi atas persoalan sampah di TPA, terutama mengatasi bau sampah.
“Proses penetralan bau dan komposting yang biasa dilakukan memerlukan waktu sekitar 6-8 minggu. Saya ditantang ayah untuk mempersingkat waktu menghilangkan bau dan setelah melalui diskusi dan berbagai kajian akhirnya ketemulah formulasi eco lindi ini,” katanya.
(Liputan6.com)